Kamis, 29 Januari 2015

Berburu LoA (Letter of Acceptance) Pasca Menjadi LPDP Scholarship Awardee


Ternyata mencari LoA (Letter of Acceptance) di universitas ternama dunia tidaklah mudah!

  • Transkrip dari universitas yang tidak diakui secara internasional = penolakan;
  • Personal statement kurang “nendang” = penolakan;
  • TOEFL score kurang tinggi = penolakan;
  • Belum ngambil GRE = tidak memenuhi requirement= ujung-ujungnya penolakan (kalau nekad apply);
  • Working experience kurang = penolakan;
  •  GPA kurang bagus = penolakan

Lantas bagaimana dong?

Nah, sebagian besar hal diatas pernah gw alami disaat gw mencari-cari LoA dari universitas luar negeri yang bereputasi baik untuk jurusan Economics. Funding untuk berkuliah sudah bukan masalah lagi ketika gw resmi menjadi LPDP scholarship awardee di bulan November 2014. Another good news, gw diberikan kebebasan untuk melamar ke universitas terbaik di dunia manapun yang gw kehendaki, dengan catatan gw bisa dapet surat sakti, LoA. For sure, gw pengennya kuliah di universitas bagus. Namun apa daya, hal-hal yang gw sebutkan diatas menjadi kendala utama gw. 

Once gw pernah apply ke Lund University Swedia via University Admission SE. And you know whatttt, gw ditolak sebelum deadline, dengan alasan bahwa universitas tempat gw selesaiin S1 gw bukanlah universitas yang “internationally recognized”. Yup, padahal gw uda ngebet banget ke Swedia dan uda bayar 900 SEK (setara hampir IDR 1.7 Juta). Nyesek kan? Hahaha. 

Anyway, gw belum dan ga akan menyerah. Masih ada Sorbonne Paris 1, Erasmus University Rotterdam, Bristol University, dan universitas bagus lainnya menanti. Ganbatte, Andreas!

-to be continued-