Ternyata mencari LoA (Letter of Acceptance) di universitas
ternama dunia tidaklah mudah!
- Transkrip dari universitas yang tidak diakui secara internasional = penolakan;
- Personal statement kurang “nendang” = penolakan;
- TOEFL score kurang tinggi = penolakan;
- Belum ngambil GRE = tidak memenuhi requirement= ujung-ujungnya penolakan (kalau nekad apply);
- Working experience kurang = penolakan;
- GPA kurang bagus = penolakan
Lantas bagaimana dong?
Nah, sebagian besar hal
diatas pernah gw alami disaat gw mencari-cari LoA dari universitas luar negeri
yang bereputasi baik untuk jurusan Economics.
Funding untuk berkuliah sudah bukan
masalah lagi ketika gw resmi menjadi LPDP scholarship
awardee di bulan November 2014. Another
good news, gw diberikan kebebasan untuk melamar ke universitas terbaik di
dunia manapun yang gw kehendaki, dengan catatan gw bisa dapet surat sakti, LoA. For sure, gw pengennya kuliah di
universitas bagus. Namun apa daya, hal-hal yang gw sebutkan diatas menjadi
kendala utama gw.
Once
gw pernah apply ke Lund University
Swedia via University Admission SE. And
you know whatttt, gw ditolak sebelum deadline,
dengan alasan bahwa universitas tempat gw selesaiin S1 gw bukanlah universitas
yang “internationally recognized”. Yup, padahal gw uda ngebet banget ke
Swedia dan uda bayar 900 SEK (setara hampir IDR 1.7 Juta). Nyesek kan? Hahaha.
Anyway, gw belum dan ga
akan menyerah. Masih ada Sorbonne Paris 1, Erasmus University Rotterdam,
Bristol University, dan universitas bagus lainnya menanti. Ganbatte, Andreas!
-to
be continued-