Minggu, 23 Januari 2011

persiapan untuk beasiswa CCIP AMINEF (1)

Mungkin persiapan untuk beasiswa yang kulakukan lumayan lama dan pastinya menyita banyak waktu. Namun, aku sangat menikmati semua itu pastinya.
Dulu, aku pernah bermimpi untuk berkuliah keluar negeri sama seperti beberapa temanku yang sepertinya asikk banget. Namun, pada waktu itu sepertinya aku harus mengubur impian itu karena keterbatasan biaya. Papa sudah meninggal sejak aku berumur 5 tahun. Aku dititipkan ke oma di Medan, dan mama bekerja di Batam untuk menghidupi aku dan adikku. Miris memang, dimana banyak anak bisa mendapatkan kasih sayang nyata dari orang tuanya di masa kecil, aku hanya bisa tersenyum dan terkadang iri akan kebahagiaan anak lain yang bisa digandeng orang tuanya atau bisa merasakan belaian hangat dari orang tuanya. Terkadang, disaat tahun baru imlek, tak jarang mama menelponku sambil menangis karena rindu dan tak bisa pulang pada waktu itu. Aku hanya bisa ikut menangis. Disaat semua keluarga berkumpul lengkap untuk acara makan bersama, aku hanya menangis dikamar karena papa sudah tidak ada dan mama harus bekerja untuk kami. Yah, semua demi aku dan adikku.
Mama terkadang pulang ke Medan untuk menjenguk kami 4-5 tahun sekali, dan 1 bulan setelah itu mama harus balik bekerja kembali. Sedih pastinya, karena aku berharap mama pulang dan tak kembali ke Batam lagi. Aku pernah berkata kepada mama, “ma, kalau bisa mama di Medan saja.”.Mama hanya menangis dan berkata, “nanti siapa yang membiayai kalian?”. Aku hanya bisa terdiam dan ikut menangis. Aku mungkin tipe anak cengeng dan melankolis (sampai sekarang).
Dulu, aku masih ingat, ketika mama pulang ke Medan, aku membuat puisi ke Mama tentang kasih Ibu. Respon mama Cuma tertawa, menangis dan tersenyum melihatku. Aku masih duduk di kelas 3 SD, dan aku masih bingung akan respon itu. Namun, sekarang aku mengerti akan hal itu. ^^.
Well, back to the topic. Setelah tamat dari SMA, aku berharap bisa berkuliah di Universitas Sumatra Utara untuk jurusan psikologi atau kedokteran. Namun, lagi-lagi karena keterbatasan waktu dan biaya, aku mengurungkan niatku dan berkuliah di perguruan tinggi swasta. Mama memintaku untuk berkuliah di kuliah swasta agar aku bisa bekerja di paginya dan berkuliah sore harinya. Jika aku kuliah di USU, jam kuliahnya cenderung bisa berubah-ubah sehingga aku tidak bisa mendapatkan pekerjaan tetap untuk membantu membiayai diriku sendiri. Jadi, aku mengubur impianku untuk berkuliah keluar negeri dan aku mengurungkan niatku untuk mengambil jurusan psikologi di USU.
Di bulan November 2009, aku mulai mendengar tentang beasiswa-beasiswa yang diberikan oleh institusi yang ada di Indonesia dari salah seorang teman dekatku. Aku hanya berpikir,”apakah aku bisa diterima kalau aku melamar?”. Aku aga pesimis karena nilai akademisku memang tidak begitu bagus. Mungkin karena paginya aku mesti bekerja sampai sore dan aku lanjut kuliah sore sampai malam.
Di pertengahan April 2010, teman dekatku mendapat kabar bahwa dia lulus beasiswa ke US melalui program CCIP AMINEF, yang merupakan program beasiswa 1 tahun berkuliah di negeri Paman Sam. Aku menjadi semakin tertarik untuk mewujudkan mimpi yang sempat terkubur sebelumnya, yaitu berkuliah keluar negeri. Dan aku memastikan diriku untuk ikut melamar beasiswa CCIP AMINEF di tahun 2010. Ini adalah awal bagiku. Yah, awal dari mimpiku.^^

4 komentar:

  1. Selalu yakinlah dengan mimpi-mimpi indah mu itu andreas..
    Tetap semangat dan optimis..
    Aq juga punya mimpi besar itu,, suatu hari kelak psti terwujud..
    ^_^

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. I love your blog hehe :D semangat Ko' . . . Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita :)

    BalasHapus