Sabtu, 12 Februari 2011

Persiapan untuk beasiswa CCIP AMINEF (3) Ujian TOEFL dan Ujian lainnya

Di awal bulan Mei 2010, aku mulai gencar mencari informasi tentang TOEFL Test di Medan. Aku sempat kesulitan mencari info tentang kapan dan dimana aku bisa mengikuti TOEFL Test sebagai salah satu syarat untuk melamar beasiswa CCIP Aminef. Thanks God, setelah mencari di internet dan bertanya sana-sini, akhirnya aku mendapatkan informasi juga (^^). Aku menjatuhkan pilihanku ke BBC Learning Centre. Setelah mendapatkan penjelasan dari mbak XXX (maaf mbak, lupa nama..haha), aku berencana untuk mengikuti test TOEFL prediction terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bahasa inggrisku. Aku masih ingat, hari itu adalah awal Mei,di hari Sabtu jam10.00 WIB, aku mengikuti test ini. Jam12.00 WIB kurang lebih, aku keluar dari ruangan ujian dengan muka kusut. “Susah!Bingung!”, hanya kata itu yang terlintas di benakku. Aku akan mengetahui hasil ujian di hari Senin. Aku tidak berharap banyak untuk test kali ini karena aku banyak menggunakan senjata AK65 utk tembakan jitu alias aku menebak-nebak (T-T). Aku mengalami kesulitan di listening karena mungkin aku terlalu terbiasa mendengar aksen sing-lish yang sangat sering kupakai di lingkungan kuliahku yang memang mengharuskan berbahasa inggris untuk berkomunikasi (kalau kedapetan berbahasa lain selain inggris dan mandarin, kena denda deh..hahaha..tapi yah dasar manusia yang tidak luput dari dosa, aku sering kog berbahasa lain selain inggris kalau lagi tidak dalam pengawasan..hahaa), jadinya aku agak asing mendengarkan bahasa inggris dengan aksen American-english. Aku juga bukan seseorang yang mendalami dasar-dasar grammar inggris dengan baik, karena memang aku hanya pernah kursus 2 kali. Yang pertama aku mengikuti kursus ketika aku berumur 5 tahun sampai berumur 6 tahun. Setelah itu aku vakum cukup lama dan aku mulai mengikuti kursus lagi saat berumur 17 tahun dan itu juga hanya 4 bulan. Hmh, sebenarnya antara mau atau nggak mau juga sih utk belajar otodidak. Hehe, tapi yah tidak ada kata terlambat untuk belajar menurutku. Dan tebakanku ternyata jitu, nilai TOEFL-ku hanya 417. “Arghhhhhh”, pupus deh semangatku untuk melamar beasiswa karena aku merasa 417 itu lumayan jauh dari 500 (syarat melamar CCIP kan minimum TOEFL harus diatas 500). Lagi-lagi, disaat aku down, ada “dia” yang selalu mendukung dan menyemangatiku (^^).Then, Aku pun mengambil langkah alternatif, yaitu dengan mengikuti kursus TOEFL preparation selama 3 bulan di BBC yang ada di jl. Sei Serayu dengan harga yang lumayan terjangkau. Dan aku menemui tantangan lagi. Kursusku tiap hari senin, rabu, dan jumat pukul 16.30 WIB- pukul 18.00 WIB. “Aku kan bekerja sampai jam 17.00 WIB.!!”. Setelah mengumpulkan keberanian, aku menemui pimpinan cabangku di BCA Golden untuk meminta izin pulang lebih awal di hari aku mengikuti kursus, dan aku menjelaskan visi dan misi aku dengan jelas kepada beliau, dan seneng banget ternyata beliau mengizinkan.”horeeee!!”. Tapi kelasnya juga tidak langsung dibuka ternyata, karena harus menunggu jumlah siswanya melebihi 10 orang terlebih dahulu. Setelah menunggu kabar dari pihak kursusku, akhirnya mereka menelponku untuk mengatakan bahwa kursusnya akan dibuka minggu depan.. Lagi-lagi,”Thanks God!!”..(^^)
Sebenarnya letak kursusku jauh juga sih dari rumah, sekitar 1jam. Tapi, jika aku berangkat dari kantor hanya membutuhkan waktu 15menit. Dan hal yang sering terjadi ketika aku sudah sampai di kelas TOEFL, aku mengantuk (T-T). Sir Herman, guru pembimbingku, adalah guru yang menyenangkan dan benar-benar memberikanku banyak trik-trik bermanfaat untuk menjawab soal-soal TOEFL Test dan beliau bisa membuat suasana kelas menjadi asyik dengan guyonan anehnya yang lucu banget buat aku. Tapi, tetap saja aku mengantuk dan mataku yang sipit oriental ini selalu saja hampir berbentuk garis dikelas.hahaha. Mungkin karena aku juga lumayan lelah bekerja di kantor dan mesti belajar lagi tanpa ada jeda istirahat. Tapi, hasil belajarku tidak sia-sia juga. Di mid-test ujian di kursusku, aku mendapat score 517. Haha, naik juga nih nilaiku dan pastinya kepercayaan diriku. Dan, di final testku, aku mendapatkan score 543. Mungkin bukan nilai yang tinggi bagi orang lain, tapi aku merasa senang karena aku bisa memperbaiki dan malahan meningkatkan kemampuanku dalam menjawab soal TOEFL.(^^)
Setelah aku menyelesaikan kursus 3 bulanku di BBC learning Centre, aku kemudian mencari tempat dimana aku bisa mengikuti TOEFL ITP yang institution di kota Medan. Dan, setelah aku bertanya sana-sini (makasih buat temen-temen kursusku, kak Diana, palti, dkk), aku mendapatkan informasi bahwa aku bisa mengikuti ujian itu di YPPIA, atau yang biasa juga dipanggil AMINEF Medan. Aku datang kesana terlebih dahulu untuk bertanya-tanya banyak kepada petugas disana tentang TOEFL dan juga program CCIP (makasih banget buat pak Horas dan Ibu Dona). Dan bahkan Ibu Dona juga mau membantuku untuk memberikan saran jika aku sudah menulis essayku (tapi sayangnya setelah essayku siap, aku juga tidak kunjung menemui Ibu Donna karena aku disibukkan oleh pekerjaanku yang selalu banyak setiap harinya). Aku pun mendaftar untuk mengikuti TOEFL ITP di tanggal 3 Agustus 2010. Cukup mahal sih, kurang lebih 400ribuan. Tapi yah semoga saja aku bisa mendapatkan nilai yang aku inginkan.
Namun, ternyata Tuhan berkehendak lain dan ingin menguji ketabahanku. 1 hari sebelum ujian, tepatnya di tanggal 2 Agustus 2010, mamaku sudah harus berpamitan denganku untuk kehidupan kali ini, dan karma mama untuk menjadi mama dari seorang Andreas di kehidupan ini sudah habis (ini menurut Buddhism). Awalnya aku sempat kesal karena dari jam11 siang, ada orang yang terus-terusan menelpon ke selularku. Aku agak sulit menerima panggilan di handphone di jam pelayanan BCA. Dan handphoneku ada didalam laci. Yang kudengar hanyalah bunyi lagu super junior dari handphoneku bertubi-tubi. Dan kurang lebih jam 12 siang, aku melihat handphoneku, ada banyak miscalled beserta sms dari nomor handphone mama dan dari debby, adikku.
“mama kamu sudah tidak ada, cepat datang” itulah sms dari orang lain yang mengirimkan sms melalui handphone mama. “ko, mama meninggal.. cepat pulang. Kita harus ke Tanjung Balai Karimun untuk lihat mama.”, itu sms dari adikku. Seketika setelah membaca sms itu, aku hanya menangis dan menangis. Aku pun segera menghubungi keluargaku di Jakarta, Palembang dan Medan dan segera bertolak ke Batam via Lion air bersama adik dan kuku dan iih (sebutan oom dan tante untuk keturunan tionghoa). Aku diuji lagi, pesawatnya harus delay 2jam dan aku hanya menangis terus di ruang tunggu bandara, dan cuaca memang sedang buruk saat itu, jadi guncangan di pesawat ketika aku sedang menuju ke Batam cukup membuatku takut. Well, Aku sampai di Batam dengan selamat, namun aku harus menunggu besok pagi untuk ke tanjung balai karimun karena sudah tidak ada kapal yang menuju kesana di malam hari.
Besoknya, aku beserta keluarga menuju ke pelabuhan Sekupang-Batam untuk segera meluncur ke TBK. Aku hanya bisa menangis didalam kapal dan aku tidak peduli orang-orang disampingku melihatku. Aku berhak untuk menangis karena aku memang punya hak untuk itu. Sesampainya di RSUD TBK, aku melihat mama terbujur kaku didalam peti. Dan aku menangis lagi.
Aku bertemu mama terakhirnya adalah di tahun 2006 awal ketika aku masih duduk di bangku SMA 3. Senyuman terakhir mama yang aku lihat adalah waktu aku melihat mama yang harus kembali ke TBK lagi di tahun 2006. Dan sekarang aku melihat mama tersenyum dalam tidur damainya. Yang terpenting mama sudah tidak menderita lagi karena penyakitnya. Well, aku yatim piatu sekarang..
Aku menelpon AMINEF setelah sampai di Medan di tgl 3 itu juga untuk membatalkan ujianku dan menjelaskan kenapa aku tidak bisa mengikuti ujian. Ibu Donna membatalkan ujianku di hari itu dan aku diperbolehkan mengikuti ujian lagi di tanggal 10 Agustus 2010.
5 hari setelah Mama dikremasi, aku pun mulai berbenah diri dan berpikir untuk lebih kuat lagi. Aku harus kuat. Harus.. karena hidup memang harus terus berjalan apapun keadaan kita.
Di tanggal 10 Agustus 2010, aku mengikuti TOEFL ITP disaat aku memang masih lelah dan mulai sakit. Mungkin karena terlalu letih. “Aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk ujian tadi” pikirku. Dan hasil TOEFL akan keluar 2 minggu setelahnya. Di akhir Agustus, aku mendapatkan info scoreku. 473..
Aku kehilangan kepercayaan diri lagi dan benar-benar down. Tapi aku juga sudah pernah berkata sebelumnya kepada mama untuk rencana mengikuti beasiswa ini. Mama mendukungku. Aku tahu bahwa Mama selalu bersama di tiap langkahku.
Aku ingin segera mengikuti TOEFL test di tgl 31 Agustus, namun aku tidak bisa mendaftar karena minimal harus 1 bulan setelah TOEFL Test terdahulu baru boleh mendaftar kembali. Sementara di awal September ada libur panjang menyambut Lebaran. Aku hanya bisa mendaftar di tanggal 21 September 2010. Dan aku harus menunggu 2 minggu untuk mengetahui scoreku. Jika aku mengetahui scoreku diawal Oktober, dan ternyata nilaiku masih dibawah 500, aku berarti harus mendaftar lagi diatas tanggal 21 Oktober 2010 dan harus menunggu 2 minggu. Sementara beasiswa CCIP ditutup tanggal 1 November 2010. (T-T). Berarti dengan kata lain, tanggal 21 September adalah harga mati. Gagal berarti mencoba lagi tahun depan.
Oleh karena itu, tiap harinya sepulang dari kantor, aku menyempatkan diri ke tempat fitnessku di salah satu hotel di kota Medan. Aku menyempatkan untuk treadmill setengah jam dan setelah itu aku belajar selama 2 jam ditepi kolam renang. Sungguh luar biasa bisa belajar dengan view sunset dan suara air dari kolam renang dan suara music relaksasi di fitnesku. Dan di tanggal 21 September, aku sudah lebih siap secara fisik dan mental untuk berperang..(Hihi)..dan diawal oktober 2010, aku mendapatkan sms dari Pak Horas bahwa nilai TOEFL ITP-ku adalah 520. Aku pun mulai mempersiapkan berkas-berkas untuk dikirim ke AMINEF.
Thanks GOD. Thanks Mom and Dad in heaven. And especially thanks to someone yang udah ngasih dukungan yang amat berarti dalam hidupku. Well, saatnya mendaftar CCIP Aminef!!..semoga sukses!! (^^)

5 komentar:

  1. wah, benar-benar perjuangan yah! jadi inget gimana mati-matiannya tahun kemaren saat ngelamar beasiswa jepang en korea. nangis lho waktu gak lolos... tapi tuhan berkehendak lain. akhirnya dikasih beasiswa ke china. bener2 gak nyangka hahaha....

    semangat yahhhhh.....!!!!!!!!

    BalasHapus
  2. wah.. perjuangan'y berat banget ya.. haha.. berharap bisa ngikuitin jejak kakak deh 2 tahun mendatang.. hehe :)

    BalasHapus
  3. @little cloud..wah..jadi tertarik nih beasiswa ke China! that's one of my favourite country..ntar sharing2 yah utk beasiswa china..hehe
    @vanni..ayo daftar 2 tahun lagi van..kalo ada yang mau ditanyain, feel free to ask yah..^^

    BalasHapus
  4. Aku tahun ini mo daftar program CCIP, minta doa restunya supaya bisa dapat beasiswanya nih.
    @andreas: ada tips khusus ga? hehe
    @little cloud: pingin juga nih dibagiin info tentang beasiswa ke china :)

    BalasHapus
  5. @humble_bee. maaf baru dibalas sekarang soalnya agak sibuk dengan kegiatan kuliah, jadinya lupa cek comment. ^^
    tips khususnya adalah buat essay sebaik mungkin, usahakan utk memberikan penjelasan spesifik tentang pertanyaan essay yang ada. setelah itu untuk interview, tetep relax. Setelah itu, siap2 menunggu ke USA. ^^

    BalasHapus