Sehari sebelum hari AIDS sedunia, saya melakukan HIV-testing di Public Health Madison, Wisconsin. Karena penasaran dan "gratis," Saya meyakinkan diri saya, “Test ini tidak akan separah Winter di Madison.”
Kemudian, Saya mengisi data pribadi, seperti orientasi seksual dan waktu terakhir berhubungan seksual dalam waktu 12 bulan ini. 15 menit menunggu dan negatif. Pemeriksaan seperti ini tidak harus mahal. Petugasnya juga ramah dan open-minded.
Sebelum pulang, petugas tersebut memberi hadiah Thanksgiving berupa kondom. “It’s better if you have it.” Saya kemudian berkata, “ Okay, I maybe just need one.” Wanita paruh baya itu tertawa dan menjawab, “No, No! One is not enough!” Saya pun pulang dengan hadiah puluhan kondom gratis, beragam rasa dan warna.
Mike, 25 tahun, marketing officer bank swasta di Medan, Indonesia menuturkan,”Saya pernah melakukan tes HIV di Medan. Ketika saya mengatakan kepada petugas klinik untuk pemeriksaan HIV, petugas yang semuanya adalah wanita, tertawa. Padahal saya hanya ingin tahu kesehatan Saya!”
Mungkin, hal ini sering terjadi di Indonesia, yang masih menganggap HIV/AIDS adalah tabu. Ini dikarenakan minimnya penyuluhan tentang penyakit ini. Untuk biaya pemeriksaannya juga tidaklah murah. “Saya menghabiskan hampir Rp. 600.000,- hanya untuk pemeriksaan HIV,” Mike menambahkan.
Saya mendapatkan sex-education pertama kalinya di Madison College, Wisconsin. Anggapan tabu bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara seperti Mesir, Pakistan, dan India. Terbukti, beberapa mahasiswa dan mahasiswi dari negara tersebut meninggalkan ruangan sebelum sesi pembahasan usai.
Menurut laporan PBB yang disiarkan VOA Indonesia, kasus HIV di dunia turun 21% dibandingkan dengan puncak penularannya di tahun 1990-an. Penurunan kasus HIV dibarengi penurunan dana penelitian, dari kisaran 7 miliar Dolar tahun 2009 menjadi 6 miliar Dolar tahun lalu. Padahal, sebagian ahli memprediksikan, vaksin untuk menyembuhkan HIV akan ditemukan setidaknya dalam kurun waktu 5 tahun ini.
Melalui data Menkes pada triwulan ketiga tahun 2011, didapati bahwa kasus HIV di Indonesia adalah sebanyak 15.589 kasus, sedangkan AIDS sebanyak 1805 kasus. Penularan tertinggi ada di usia produktif, umur 20-29 tahun (45.9%).
Namun, informasi tersebut adalah sejumlah kasus yang terdata. Realitanya sangat mungkin penularan yang ada melebihi statistik diatas. Hal itu disebabkan karena sebagian orang beranggapan bahwa pemeriksaan rutin HIV/AIDS adalah tabu, padahal HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja!
Sex education dan HIV-testing minim dilakukan di Indonesia. Terbukti, masih dari data laporan Menkes 2011, dari 15.589 kasus HIV yang diketahui di Indonesia yang berpenduduk diatas 200-an juta jiwa, hanya ada 388 orang yang melakukan tes HIV aktif. Ketahui dirimu sejak dini, sebelum terlambat!
Sumber : Liputan VOA via YouTube.
Judul: Perkembangan Penyakit HIV-AIDS
Tanggal: 1 Desember 2011
Isi Laporan: Data PBB tentang penurunan jumlah penularan HIV/AIDS di dunia yang diikuti dengan penurunan dana penelitian untuk menemukan vaksin penyembuh penyakit menular ini.
Nice story!
BalasHapus