Setelah graduation di Madison College, hal terberat adalah
harus packing untuk balik ke Indonesia disaat hati gundah gulana. Setelah kerasan
tinggal di Madison, tibalah juga saat berpisah.
Sebelum graduation sebenarnya Saya sudah menyicil packing
dan membuang banyak barang yang tidak bisa dibawa pulang karena over limit.
Contohnya, sepatu boot, sepatu kets, sepatu olahraga, jaket-jaket tebal,
baju-baju, dan peralatan memasak. (Delta Airlines hanya memberikan limit bagasi
2x23kilo untuk bagasi.) Saya juga memasukkan banyak barang di backpack saya. Yes,
17kilo untuk satu backpack yang harus saya bawa kemana-mana plus satu tas
tangan yang berisi makanan ringan khas Amrik, plus satu tas laptop Saya.
Dan juga, satu bulan sebelum graduation, Saya mengajukan
permohonan transit visa Jepang via mail ke Japan Embassy di Chicago. Dengan
biaya sebesar $9 ditambah biaya pengiriman balik passport, Saya mengirimkan
semua dokumen yang diperlukan seperti fotokopi tiket, passport asli, dan juga
cek sebesar 9 dolar. Di website Japan Embassy diterangkan bahwa pembuatan visa
transit membutuhkan waktu 10-15hari kerja. Tapi saya mendapatkannya hanya dalam
3-4 hari kerja.
Nah, kenapa Saya membuat Visa Transit? Karena Saya akan stay
over di jepang selama satu malam sebelum terbang ke Jakarta keesokan paginya.
Saya kurang tahu apakah Saya bisa keluar dr bandara tanpa transit visa, jadi
untuk jaga-jaga dan menambah koleksi visa di Passport, saya kemudian mengajukan
permohonan visa transit deh. Saya ingin keluar dari Narita Airport, dan
setidaknya bisa explore Tokyo sedikit. Kebetulan juga ada Profesor orang
Indonesia di Jepang yang merupakan temannya teman Saya yang akan memberikan
akomodasi gratis dirumahnya untuk semalam dan mengajak jalan-jalan di daerah
Tokyo. Asik!!
Waktu pulang pun tiba, Kami, anak2 CCI Madison Colleg, semua
harus berpisah. Jadwal penerbangan kami berbeda-beda. Ada yang pagi, siang, dan
bahkan sore. Saya dan Anta, teman dari Indonesia, mendapatkan tiket penerbangan
Madison-Minneapolis-Tokyo-Jakarta, dengan nomor penerbangan yang sama. (FYI, Anta
juga apply transit visa ke Jepang dan professor itu adalah teman baik Anta.)
Saat-saat berpisah diwarnai dengan aksi berpelukan dan
tangis haru. Sedih pokoknya harus meninggalkan keluarga Amerika Saya dan
teman-teman Saya. Saya mulai menangis saat Saya memeluk Tammy, mentor family
saya selama di Madison. Tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman lain dari Amerika, Pakistan, India, dan South Africa, dan juga kepada
project coordinator saya, Amy Kue.
Yah, waktu kurang lebih 10 bulan di Amerika sangatlah
berharga. Ketika di pesawat menuju Minneapolis, saya masih seakan tidak percaya
bahwa Saya bisa berkuliah sampai ke Amerika Serikat. Dan, tidak ada yang Saya
sesali dari kepergian saya ke Amerika, dimana saya harus resign lebih awal dari
BCA untuk itu. Saya juga hampir melakukan semua hal yang saya ingin lakukan
selama di Amerika, seperti merasakan suasana new year’s eve di New York,
traveling sana sini, volunteer di homeless shelter, internship, dan berteman
dengan banyak orang dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Semua
pengalaman ini membuka pikiran saya tentang dunia, dan jauh lebih optimis dalam
menjalani hidup. Oleh karena itu, Saya bersyukur untuk semua hal yang Saya
sudah dapatkan sejauh ini.
Andreas
Medan, 5 Desember 2012
Medan, 5 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar