Jumat, 05 September 2014

KEGAGALAN dan BEASISWA



Sepulangnya dari Madison, Saya tidak henti-hentinya melamar beasiwa, dari beasiswa A sampai Z. Ternyata pengalaman mendapatkan beasiswa Community College Initiative Program (CCIP) membuat Saya ketagihan. Adalah tepat jika Saya me-label diri sebagai seorang Scholarship Hunter, meskipun tampaknya perburuan kali ini tidak semulus perburuan sebelumnya. 
  1. Beasiswa Chevening
Salah satu persyaratan beasiswa Chevening adalah pengalaman bekerja minimal dua tahun setelah menamatkan kuliah, sedangkan Saya pernah bekerja di Bank selama 3 tahun saat sedang berkuliah, bukan setelah tamat kuliah. Dengan modal nekad, Saya melamar beasiswa Chevening. Hasilnya bisa ditebak. Saya gagal. Lesson to learn di pengalaman ini adalah baca dan penuhi semua persyaratan beasiswa yang dituju, jangan hanya modal NEKAD. 

  2. Beasiswa Fulbright
Melamar beasiswa Master Fulbright di tahun 2013 untuk jurusan yang Saya sendiri kurang mengerti hubungannya dengan visi misi Saya. Hasilnya bisa ditebak juga, Saya gagal, bahkan tidak lolos seleksi administrasi. Lesson to learn di kegagalan kali ini adalah kenali diri sendiri, galilah minat dan hubungkan dengan cita-cita Anda kedepannya. Jika Anda tidak yakin dengan diri Anda sendiri dan kurang mengerti apa yang Anda mau, bagaimana meyakinkan pemberi beasiswa bahwa anda layak mendapatkan beasiswa? Ini pertanyaan besar bagi diri Saya saat itu.

  3. Beasiswa VET Endeavour Award Australia
Melamar beasiswa ini dua kali; di 2012 dan 2013, dan gagal di keduanya. Pengurangan kuota besar-besaran di 2012 & 2013 untuk beasiswa ini sangat mengecewakan Saya pada awalnya. Namun setelah introspeksi pasca kegagalan, Saya menyadari bahwa kualitas aplikasi dan essay saya sangat lemah. 

  4. Beasiswa International University Japan (IUJ)
Saya juga melamar beasiswa ini 2 kali; di 2012 dan 2013. Beasiswa IUJ memiliki proses cukup panjang dan lumayan menguras kocek, mulai dari biaya TOEFL Score Report, application fee, sampai biaya pengiriman dokumen. Hasilnya cukup baik, Saya mendapatkan beasiswa Nakayama Type-S, berupa potongan tuition fee sebesar 50% (belum termasuk admission fee dan living cost). Karena Saya mencari full-scholarship, Saya pun memutuskan untuk menolak beasiswa Nakayama. Di tahun 2013, Saya mencoba lagi mengajukan beasiswa ke IUJ, kali ini lebih awal. Hasilnya tetap sama, Saya mendapatkan beasiswa Nakayama Type-S, dikarenakan tidak ada perubahan berarti dalam aplikasi dan essay Saya. Lagi-lagi, Saya harus menolak beasiswa Nakayama. Lesson to learn beasiswa IUJ adalah jangan mengharapkan hasil yang berbeda jika tidak melakukan perubahan sama sekali.

  5. Taiwan Government Scholarship
Awalnya cukup bersemangat untuk mulai melamar beasiswa ke Taiwan. Namun pada akhirnya, Saya memutuskan untuk tidak melamar beasiswa ini karena merasa ribet dengan legalisir ijazah ke Menlu, Mendikbud, dan konjen Taiwan, sementara deadline tinggal 4 hari lagi.

  6. Unical scholarship Calabria Italy
Cukup menggembirakan, Saya mendapatkan beasiswa partial yang meng-cover  tempat tinggal dan makanan, diluar tuition fee yang cukup murah dan living cost. AGAIN, Saya memutuskan untuk tidak mengambil beasiswa ini.

  7. Beasiswa University of Auckland
Boro-boro diterima beasiswa, admission saja ditolak, berhubung pihak universitas meragukan ijazah Saya. 

  8. Beasiswa di University of Westminster London
Hasilnya gagal.

  9. Turkiye Scholarship
Eh, gagal lagi.

Begitulah beberapa pengalaman Saya dalam melamar beasiswa dari tahun 2012 sampai 2014. Namun, Saya yakin bahwa kegagalan adalah pembelajaran, kegagalan adalah semangat baru, dan kegagalan adalah awal keberhasilan. To be continued…

3 komentar:

  1. tetap semangat mas! saya harap saya bisa dapat byk pengalaman dari anda :)

    BalasHapus
  2. Buset!!!!! gokil bung.
    Saya lebih tertarik cerita kegagalan drpd kesuksesan anda mendapat beasiswa. haa
    Inspiratif!!!!
    Sukses bung!!!!

    BalasHapus